Sabtu, 04 Oktober 2014

Teman-teman di Minang


Halaman 15

Kota besar selalu saja membuat gue bingung dengan jalanan yang udah kayak sarang semut. Banyak jalan dan persimpangan. Setiap simpang, gue mesti berhenti untuk menanyakan alamat tersebut. Gue mencari alamat rumah seorang teman di Kota Padang. Menurut teman gue, tempatnya itu berada di daerah Ulak Karang, dekat dengan Universitas Bung Hatta (UBH). Di sebuah lampu merah gue bertanya sama pengendara yang lagi terjebak lampu merah juga. Sukur alhamdulillah orang itu mau nganterin gue ke Ulak Karang. Yipii! Akhirnya gue gak mesti nyasar-nyasaran dulu muterin seluruh kota sampe pagi.

Sampai di depan kampus UBH gue SMS teman gue. Gak lama kemudian, dia datang menjemput. Sebut saja namanya bang Anto. Dia adalah Backpacker dari Padang. Gue langsung dibawanya pergi ke tempat ia tinggal. Sampai di TKP pukul 19.30 WIB. Jarak yang ditempuh pada hari ini adalah 372 km. Tempat bang Anto itu rumah kontrakan gitu dan kelihatannya lagi banyak orang di dalam rumah. Mungkin mereka mau menyambut kedatangan gue, atau jangan-jangan nanti mereka pada minta tanda tangan dan foto bareng lagi #Pede Banget.

"Asalamualaikum Wr. Wb."
"Waalaikumsalam, selamat datang!!" Seraya semua yang di dalam berteriak.
Wew rame banget! Gimana nih? Grogi gue. Gimana kalau mereka beneran tiba-tiba ngerubungin gue, nyiumin gue, atau langsung nelanjangin gue. Parno gue. Untungnya aja, gue cuma disuruh memperkenalkan diri doang. Hufh, lega!!!

Gue perkenalkan teman-teman baru di Padang. Ada bang Anto, bang Riko, Husein, Yulia Sari, Sherley, dan lain-lain (yang gak disebut jangan marah yak, hehe). Mereka ini dari Komunitas "Backpackers Padang Comunnity", Backpacker yang mewakili Provinsi Sumatera Barat. Kebetulan mereka sedang mengadakan Kopdar (Kopi Darat) sambil makan-makan bersama gitu. Gue pun diajaknya makan bareng. Gue baru kali ini bertemu langsung dengan mereka. Hanya beberapa orang saja yang gue kenal, itu pun lewat media sosial.

Waktu sudah semakin larut, mereka satu persatu pulang ke kandangnya masing-masing karena besok mereka harus bergelut dengan ujian kuliah. Tinggal menyisakan bang Anto, bang Riko, Husein yang memang menetap di kontrakan ini. Mereka cuma tinggal bertiga di kontrakan ini, padahal tempatnya itu lumayan luas. Makanya kata bang Riko, kontrakan ini sekarang sudah ditambah-fungsikan sebagai Basecamp Backpacker. Jadi bisa buat nongkrong sesama backpacker, ngerapatin acara ngetrip, dan kalo ada Backpacker atau Traveller dari luar Sumbar yang berkunjung, bisa beristirahat di bescamp ini. Enak kan!!!

Mereka sering ngadain ngetrip bareng ke suatu tempat, kemping bareng, nonton bareng, kopdar, bakti sosial dan hal-hal positif lainnya. Seru dan kompak. Setiap ada teman dari luar daerah yang datang ke Sumbar, tanpa rasa pamrih, mereka selalu menemani jalan-jalan berkeliling tempat wisata, memperkenalkan tempat-tempat indah apa saja yang ada di Sumbar. Kalaupun mereka gak sempat nemenin, yah minimal mereka ngasih tau rute jalan untuk pergi ke lokasi yang dituju. Tapi, biasanya kita gak akan dilepas sendirian gitu aja di Sumbar.

Gue masih berbincang bincang ngebahas tempat-tempat keren di Sumbar. Begitu banyak destinasi yang harus dikunjungi di Sumbar ini. Menurut mereka, butuh waktu minimal sebulan untuk bisa mengunjungi semua tempat indah tersebut (itu mah gue harus bikin KTP sini). Namun, karena keterbatasan waktu, hanya beberapa tempat saja yang akan gue kunjungi nanti. Mereka sepertinya bangga sekali dengan semua yang dimiliki negeri ini. Gue juga jangan sampai kalah oleh mereka, memperkenalkan alam Sumatera kepada semua orang. Semangat!

Kamis, 13 Desember 2012
Pagi sunyi menyambut hari pertama gue di Sumatera Barat. Bang Riko sudah harus pergi ngajar. Dia memang bekerja sebagai dosen di kampus gitu. Husein yang ternyata adiknya bang Riko juga sudah pergi kuliah di UBH. Sedangkan bang Anto, hemmm, entahlah orang satu ini, kerjaannya tidur mulu. Hahaha.

Siang ini gue sudah ada janji dengan seorang teman lama, teman sekampus, teman seperkerjaan dulu. Sebut saja Adis, dia kebetulan kecantol sama orang Minang sehingga akhirnya memutuskan menikah dan hijrah ke Padang setelah selesai kontrak kerja. Sekarang doi baru saja dikaruniai seorang anak. Selagi gue ada di Padang, gak ada salahnya menjenguk si Adis dan keluarga barunya ini. Siapa tau gue dikasih makan gratis #Ngarep. Alamat rumahnya sudah di tangan gue. Engine On. GPS Mode On. Waktunya berangcuuut. Yuuu mari!!!

Seperti biasa, rute di perkotaan selalu terlihat menyesatkan buat gue. Perempatan jalan, pertigaan, perduaan, persatuan, perkumpulan, puyeng banget dah! Si Adis memberi patokan kalau rumahnya itu dekat dengan jalan By Pass. Satu jam berlalu, sampai juga gue di jalan By Pass yang dimaksud (itu udah kelamaan banget untuk sebuah kota). Si Biru terhenti di sebuah gapura yang bertuliskan "Pegambiran Ampalu Nan XX". Namanya cocok dengan yang diberikan temen gue. Gue memasuki gapura tersebut. Dengan pelan motor gue jalankan sambil planga-plongo lihat kanan kiri. Terlihat seorang bapak-bapak sedang berdiri di depan rumah dengan kereta bayi. Tapi gue yakin itu bukan temen gue, karena temen gue itu cewe, bukan cowo. Dari jauh nampak seorang gadis berkerudung biru muda sedang menggendong anak bayi di sisi jalan. Gak lama, dia melambaikan tangan ke arah gue. Yup, itu teman gue.

"Mamang gimana kabarnya?", Mamang itu panggilan akrab gue sewaktu masih satu kerjaan dulu. Sepintas, mirip panggilan untuk tukang jualan emang.
"Akhirnya gue bisa ketemu lu lagi. Gue kira sejak lu pindah ke Padang gak bakalan bisa bersua lagi."
"Gimana kabarnya mang?" tanyanya.
"Ya gini lah keadaan gue, tambah dekil, hahaha." Beberapa pertanyaan dasar terucap dari mulut gue. Gimana kabar? Sibuk apa lu? Betah di Padang gak nih? Sapa nama anak lu? udah berapa bulan umurnya? Masing sering gigitin bantal gak lu Dis? Udah bisa berak di jamban belum? (sumpah kepo banget gitu) Terus gaya apa yang sering lu pake kalo lagi maen, Dis? (sumpah itu penting banget) 

Gue gendong ponakan baru gue. Beberapa detik kemudian dia nangis. Emang bener, muka gue gak recomended untuk bayi. Keponakan baru gue yang lucu dan mungil itu bernama Zaflan. Nama panjangnya lucu banget, ada nama pemain bola terkenal gitu di belakangnya. Kata si Adis, bapaknya suka banget sepak bola. Nama lengkap keponakan gue yaitu Muhammad Zaflan Delpiero. Dilihat dari nama belakangnya kalian pasti sudah pada tau. Yup, sepertinya bapaknya penggemar berat klub  sepak bola LIPERVOL #Sembelih pake gergaji.
Gue VS "Keponakan" baru dari Padang

Gue dan Adis bercerita kejadian-kejadian memilukan, menyenangkan dan mengesankan waktu kerja dulu. Si Adis ini dulu pernah satu jurusan sama gue waktu kuliah, cuma beda kelas gitu. Pas lulus kuliah, kami bekerja di tempat yang sama dan menjadi satu kelompok "gila" bersama teman gue yang lain, sebut saja Risda dan Ira. Kenapa gue bilang gila? Hemm, rahasia ahk! Biarin kita sama Allah SWT aja yang boleh tau.

Kami berempat bekerja di SEANUTS. Kerjanya itu ikut-ikut penelitian gitu. Penelitian tentang kesehatan gitu. Di Seanuts, kami bekerja sebagai pencari data atau surveyor atau kalo bahasa kerennya disebut dengan Enumerator. Sudah beberapa provinsi kami singgahi untuk mengambil sample data. Dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB, dan lain-lain. Kerjanya itu enak-enak ribet. Pusing, stress, rempong, capek. Tapi lebih banyak enaknya. Jalan-jalan terus menikmati keindahan Indonesia. Bisa dibilang kami itu bukan "kerja sambil jalan-jalan", melainkan "jalan-jalan sambil kerja". Nah, selesai dari situ Adis langsung nikah sedangkan gue lebih milih melanjutkan perjalanan gue menelusuri keindahan Indonesia.

Sedang asik bernostalgila, Mertuanya Adis datang dan nawarin gue makan. Aseekk! Pengertian banget mertuanya adis. Ini dia yang gue tunggu-tunggu. Emang rezeki mah gak ke mana. Tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa malu, gue langsung mengambil makanan yang telah disediakan di meja makan. NyamNyamNyam, waktunya makaan!!

Senang rasanya bisa bertemu teman-teman baru. Bukan hanya itu saja, gue juga bisa berjumpa lagi dengan teman lama yang sudah bertahun-tahun gak ketemu. Gue merasakan kembali kenangan-kenangan gila bersama waktu kerja dulu. Kenangan gila yang gak akan bisa terulang dan tak kan tergantikan dari album memori gue. Terima kasih Tuhan atas perjalanan luar biasa yang telah engkau berikan kepada ku ini.
Salam Silaturahmi dari Gue dan Adis beserta Zaflan Delpiero!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar